Mengembalikan "Kumandange" Pasar Desa Rejosari
Administrator 28 Mei 2017 22:44:11 WIB
Oleh : Eko Susanto, S.E (Kasi Kesejahteraan Desa Rejosari)
Istilah "kali ilang kedunge pasar ilang kumandange" nampaknya telah menjadi kenyataan saat ini, sungai kehilangan air pasar kehilangan keramaianya. Sebagaimana kita ketahui pasar merupakan tempat berinteraksi masyarakat untuk melakukan transaksi jual - beli, dalam perkembangannya pasar tidak hanya menjadi tempat aktivitas ekonomi tetapi juga beragam aktivitas sosial, budaya bahkan agama. Secara natural hal tersebut lumrah terjadi hingga pasar mampu mempengaruhi pola kehidupan masyarakat disekitarnya.
Perkembangan teknologi dan perubahan jaman membawa pengaruh yang besar terhadap pola hidup dan perilaku manusia, hal ini dapat kita lihat pada pola hidup manusia jaman sekarang yang cenderung lebih simpel, praktis dan cepat , pun dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Manusia jaman sekarang lebih memilih toko modern, toko terdekat atau bahkan toko online daripada pasar untuk memenuhi barang-barang kebutuhan sehari-hari tersebut, hal ini karena pasar tradisional dianggap kotor, kumuh, tidak praktis dan belum tentu apa yang mereka butuhkan ada disana, selain itu toko modern dianggap lebih praktis, bersih dan cepat dalam hal pelayanan.
Keberadaan pasar desa yang ada di Rejosari telah ada sejak puluhan tahun lalu, akan tetapi saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, dalam hal fasilitas dan juga pendapatannya. Sebuah pasar desa seharusnya menjadi salah satu sendi perekonomian di desa selain BUMDes. Pasar desa selain dapat mendatangkan Pendapatan Asli Desa (PAD) juga seharusnya mampu mensejahterakan masyarakat terutama pelaku usaha maupun pedagang dan semua pemangku kepentingan di pasar tersebut. Akan tetapi terobosan maupun usaha dari pengelola dan stake holder untuk mengembalikan kejayaan pasar desa rejosari ini dirasa sangatat minim bahkan cenderung tidak ada. Dampaknya sunggu terasa saat ini, minat pedagang untuk berjualan menjadi menurun pun halnya dengan pengunjung akibat varian pilihan barang yang diperjual belikan oleh pedagang sangat minin maka masyarakat lebih memilih ke pasar Semin atau Manyaran yang berjarak 5 KM. Karena akses transportasi saat ini lebih mudah dengan kendaraan roda dua yang rata-rata masyarakat telah memiliki sendiri.
Cobalah anda bertanya kepada para orang tua atau sesepuh, bagaimana keriuhan pasar desa rejosari dikala kejayaannya dulu. Pasti anda akan mendapat jawaban yang kontras dengan kondisi pada saat ini. Dinamika perubahan jaman tentu harus diikuti dengan kreativitas dalam tata kelola pasar desa. Pelibatan pihak swasta sangat diperlukan dalam hal ini, karena jika hanya berharap pada bantuan dari pemerintah desa rasanya akan membutuhkan waktu panjang dan usaha yang tidak mudah mengingat keterbatasan anggaran dan arah kebijakan pemerintah dibawah penguasa yang ada saat ini. Revitalisasi pasar desa mutlak dibutuhkan saat ini jika melihat kondisi yang sudah sedemikian tertinggal. Perbaikan sarana prasarana dan fasilitas penunjang bahkan jika dirasa perlu menaikan tarif retribusi pasar untuk mendapatkan income yang lebih besar guna pernaikan pelayanan dan fasilitas.
Intinya pengelola pasar maupun semua pemangku kepentingan atas pasar desa Rejosari harus bisa mengembalikan minat masyarakat untuk kembali berkegiatan di pasar, karena bila melihat kondisi dilapangan keberadaan toko modern belum menjadi sebuah ancaman serius, karena radiusnya masih sangat jauh dari pasar desa, akan tetapi bilamana kita tidak segera berubah maka perubahan yang akan meninggalkan kita semakin jauh.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- Rakor akhir tahun, Pemkal Rejosari gelar sambung rasa dengan seluruh RT/RW.
- Raih suara terbanyak dalam voting, Heriyadi siap menahkodai karang taruna Rejosari.
- Perkuat implementasi nilai-nilai budaya, Pemkal Rejosari gelar Rembug Budaya.
- Musim Enthung berlalu, kini saatnya keong sawah tampil menggoyang lidah.
- Kebut penyusunan RAPBKal tahun 2025, Pemkal Rejosari dan Bamuskal gelar rapat kordinasi.
- Salur BLT Dana Desa Kalurahan Rejosari Tahun 2024.
- Forum Keistimewaan Kapanewon Semin, tingkatkan kualitas komunikasi menuju masyarakat yang berbudaya.